
Senin, 21 Februari 2022
CERPENKU#02

Selasa, 15 Februari 2022
CERPENKU#01
KEYAKINAN CINTA KARENA ALLAH
Karena begitulah apa yang sedang ku alami saat ini. Dimana saat itu, lebih
tepatya 6 bulan yang lalu, aku memberanikan diri mengambil tindakan untuk
meninggalkan seorang perempuan yang cantik, santun, dan juga solehah. Yuningsih
namanya, gadis berhijab yang mampu membuatku mengenal apa itu jatuh hati. Walaupun
berat rasanya, tapi mungkin itulah jalan yang terbaik untuk kita berdua.
Ketika sedang berkumpul dengan teman-temanku, salah seorang teman
terdekatku bertanya kepadaku perihal hubunganku degan Yuningsih.
“Gimana hubungan lu sama Yuningsih ?” Tanya temanku. “Rumit” jawabku dengan singkat. "Lah, yang bikin rumit lu sendiri” “Gw tuh sebenernya pengen nemuin dia, Cuma gw ga enak ud ngilang selama ini, ga ngasih kabar, ga nitipin pesan apa-apa, uda ngilang aja bagai telan bumi” “Nanti giliran Yuningsih ada yang lamar ngambek lu” “Gw si Cuma bisa berdoa kalo emang dia yang terbaik buat gw, Allah pasti akan nunjukin jalannya”
“Terserah lu dah” jawab temanku dengan nada sedikit kesal.
Suatu hari di Kafe yang sekarang sudah menjadi milikku. Ya, milikku.
Awalnya memang kafe ini milik temanku. tapi, saat itu ia sedang mengalami
sedikit kesulitan finansial. Saat itulah aku membantu sedikit kesulitannya dan
menawarkan untuk bekerja sama mengembangkan lagi kafe miliknya, dan melakukan
Upgrede besar-besaran di kafe dengan sedikit sentuhan modern juga melatih
kembali karyawan dengan mengenalkan konsep yang memang jarang atau bahkan tidak
ada di kafe lain. Setelah berjalan selama beberapa minggu atau bulan, aku
berinisiatif untuk membeli dan mengambil
alih seluruh aset yang ada di kafe ini. Temanku langsung menyetujuinya, dengan
sedikit negosiasi harga, akhirnya kafe ini resmi menjadi milikku.
Saat kafe sedang dalam suasana yang cukup ramai, dan aku sedang memantau
kafe dengan terjun langsung ke dalamnya. Saat itu secara tidak sengaja dan
tidak pula di rencanakan, aku bertemu dengan perempuan yang selama ini selalu
hadir dalam setiap doakku. Ya, aku bertemu dengan Yuningsih. Dia sedang
berkunjung ke kafe sendiri, atau mungkin
bersama teman-temannya tapi dia datang lebih dulu dari teman-temannya itu.
“Masya Allah, mas Rizal” Katanya dengan mimik muka yang sangat terkejut.
"Yuningsih, kamu apa kabar ?” “Kamu kemana aja selama ini, mas?” “Panjang ceritanya yun, lebih baik kita duduk dulu biar ngobrolnya lebih enak” Kataku sambil meminta salah seorang karyawanku untuk membawakan kami minuman.
Perbincangan pun terjadi antara aku dan dia. Dari mulai nanya kabar
masing-masing, hingga aku yang megatakan kalau dia terlihat semakin cantik dan
anggun. Dia pun hanya tersipu malu dan mulai mengeluarkan senyumnya yang memang
sudah ku rindukan selama ini. Hingga akirmya, dia mulai bercerita bahwa ia
selama ini mencariku karena memang aku sangat sulit untuk di hubungi. Dari
menanyakan kepada kedua orang tuaku,teman-temanku, bahkan dia bercerita bahwa
ia sempat hampir seharian penuh mencariku di temani oleh kakaknya.
Aku hanya bisa menunduk diam sambil bercerita dan menjelaskan alasan kenapa
aku menghilang darinya, menghindar darinya dan meninggalkannya tanpa menitip
pesan kepadanya. Aku juga menjelaskan alasan kenapa aku melakukan hal seperti
itu. Aku berkata kepadanya, bahwa aku melakukan hal seperti itu setelah niat
baikku untuk melamarnya di tolak oleh ayahnya. Karena saat itu ayahnya sempat
mengatakan kepadaku bahwa aku hanya seorang pegawai biasa yang tidak punya
kepastian di masa depan, dan juga sedikit jauh dari agama. Tidak lupa, aku juga
menjelaskan kegiatanku selama aku menghilang darinya. Aku mengatakan kepadanya
“Selama ini aku berusaha untuk memantaskan diri agar aku bisa bersanding sama
kamu, Kafe ini adalah salah satu hasilnya. Aku tahu yeng aku lakukan ini
mungkin salah di mata kamu. Karena seharusnya aku bicara dulu sama kamu,
bukannya main pergi gitu aja”.
Di tengah-tengah pembicaraan yang serius ia malah berbicara yang membuatku sangat kaget.
“Mas, seminggu yang lalu . . . Doni datang melamarku
dan ingin menjadikan aku sebagai istrinya” Sungguh saat itu aku sangat kaget
bahwa Doni yang merupakan mantan yang pernah menduai bahkan telah menyakitinya,
dengan beraninya datang untuk melamar. “Terus, kamu terima
lamarannya Doni” jawabku “Ayahku menerima lamarannya Doni” What? . . . Bagaimana aku tidak kaget,
Ayahnya menerima lamarannya Doni yang jelas-jelas pernah menyakiti anaknya. Dan
menolak niatanku untuk melamar anaknya padahal sekali saja saat itu aku tidak
pernah sama sekali menyakiti anaknya.
“Entahlah Yun, aku bingung mau jawab apa. Aku selalu berdoa, jika memang kita di takdirkan untuk bersama. Insha Allah akan ada jalannya, aku cuma bis. . . .” Belum sempat aku menyelesaikan jawbanku ia langsung menyelanya. “Ayahku memang menerima lamarannya. Tapi, aku dengan tegas menolak lamarannya Doni”
“Beneran ? Kamu menolak lamarannya Doni ?” Ia pun hanya menjawab dengan anggukan.
“Alhamdulillah, Ya Allah” Kataku, dengan sedikit mengeluarkan air mata tanda bahagia.
“Aku menolak lamarannya,
karena aku yakin kalo Allah akan mempertemukan kita lagi. Dan sekarang Allah
sudah mengaturnya agar aku sama mas bisa ketemu lagi”
Sungguh bahagia aku mendengar kalimat terakhir yang ia ucapkan tadi.
Setelah obrolan panjang kita, akhirnya untuk mengakhiri pertemuan yang tidak di
sangka-sangka olehku bahkan oleh Yuningsih juga. Aku mengatakan kepadanya
“Terima kasih atas keyakinan kamu kalo kita akan bisa bertemu lagi. Aku janji
ga akan ninggalin kamu. Aku juga janji kelak Insha Allah kita menikah, di
situlah aku akan jadi imam yang baik buat kamu” Kataku dengannada yang serius. “Aku yakin kalo kita akan bisa bersama, karena aku sudah pernah melakukan
Istiharah. Allah memberikan jawaban kalo mas akan menjadi imam aku dan aku akan
menjadi makmumnya”
Doa yang selama ini aku lakukan tidak sia-sia. Allah benar-benar sudah
mengabulkan doa yang selama ini ku panjatkan, bahkan di sepertiga malamnya.
Memang benar cinta yang di sandarkan atas nama Allah, maka biar Allah sendiri
yang akan menyatukan kedua insan itu untuk di satukan dengan ikatan suci yang
di sebut dengan “PERNIKHAN”.
selesai