Senin, 21 Februari 2022

CERPENKU#02

Sahabat Jadi Cinta 



Yang namanya cewek sama cowok kalo sudah jadi teman dekat pasti keduanya atau salah satunya pasti ada yang punya perasaan. Kata-kata itu awalnya hanyalah bullshit menurutku. Karena, aku juga mengalami hal yang seperti itu. Dan aku juga awalnya beranggapan kalo tidak ada salahnya jika cewek dan cowok bisa menjadi sahabat dekat tanpa sekalipun melibatkan perasaan di antara keduanya. Awalnya memang sepert itu, walau akhirnya aku malah kemakan dengan omonganku sendiri. 

Berawal dari teman kuliah dan akhirnya lulus bersamaan. Seperti itulah kira-kira hubungan persahabatanku dengan Gita. Cewek cantik yang juga pinter serta periang ini adalah sahabatku dari awal kuliah sampai akhirnya kita sama-sama lulus. Tapi, diantara kita tidak ada yang melibatkan perasaan lebih dari sahabat, karena kita saling mendukung dalam setiap kegiatan yang di lakukanmasing-masing. Bahkan dia sangat mendukungku ketika aku jujur padanya kalo aku lagi suka sama adik kelasku waktu SMA dulu. 
“Ciee, cuma chatan aja sampe senyum-senyum gitu sal” 
“Apaan sih, ganggu aja kamu git” 
“aduh . . . Sahabatku yang satu ini kalo lagi jatuh cinta susah di ajak becanda” Katanya, sambil menepuk bahuku. Begitulah kita kalo lagi berdua, kadang serius kadang juga becanda. Walaupun kita sering becandanya sih, terutama gita yang anaknya memang periang dan senang mengajak becanda. Tapi walau begitu, dia tetap cewek yang baik dan perhatian denganku. 

Ada banyak sebenarnya kebaikan dari Gita yang tidak bisa kusebutkan satu-satu. Bahkan dia mau membantuku untuk bisa bertemu sama adik kelasku swaktu SMA yang lagi aku incar itu. Ya, walaupun pertemuannya gagal karena keputusan sepihak dari dia. Nah, di situlah Gita mulai menunjukan perhatiannya padaku. karena ketika aku gagal pergi dengan cewek yang ku incar itu aku justru malah pergi ke rumah gita untuk sekedar menghilangkan kebosananku. 
“Loh, kok kamu ga pergi ketemuan sama DOI kamu itu” 
“Gagal Git, tiba-tiba dia ngebatalin ketemuannya sama aku” 
“Lah ko dia malah main ngebatalin aja sih, ehmmm berarti sekarang lagi galau dong kamu ?”
“Galau banget ni, mangkanya aku main ke rumah kamu biar ga suntuk akunya” kataku, dengan memasang muka sedih. Tapi, setelah melihatku sedih seperti itu, dia selalu mencoba untuk menghiburku agar aku tidak sedih lagi. Hingga dia mendekat kepadaku dan memegang bahuku sambil berkata “ Yaudah, sekarang mending kamu ikut aku aja biar ga sedih lagi” aku pun bingung dan menjawab “Mau kemana sih Git emangnya ?”. Dan akhirnya aku malah mengikuti ajakannya dia yang katanya ingin menghiburku agar tidak galau lagi. 

Seperti itulah Gita, dia selalu berusaha menghiburku ketika sedang sedih karena gagal bertemu dengan cewek incaranku itu. Bagaimana tidak sedih, dia awalnya bilang dan membolehkanku untuk mengajaknya pergi dan menghabiskan waktu bersama dia. Tapi, menjelang waktu pertemuan kita dia malah membatalkan sepihak dengan alasan yang menurutku terlalu mengada-ada. Itulah yang membuatku jadi agak sedih. Tapi dengan adanya Gita yang tiba-tiba mengajakku pergi dan menghabiskan waktu bersamanya, itu benar-benar bisa menghilangkan semua beban kesedihan yang sedang melanda diriku. 

Jujur aku kecewa dengan sikap cewek yang sedang ku incar itu. Dia terkesan selalu menghindar setiap kali aku mengajaknya bertemu dan selalu mencari-cari alasan di setiap aku ingin mengajaknya bertemu. Di situlah muncul Gita yang selalu berusaha membuat kesedihanku hilang. Aku jadi sering bertemu dengan Gita dari mulai jalan-jalan, nonton bioskop, bahkan tidak jarang pula aku main ke rumahnya dan juga bertemu dengan kakaknya. 

Pada waktu aku sedang nongkrong dengan teman-teman mainku, mereka selalu mengatan kalau aku dan Gita sedang pacaran. Padahal tidak sama sekali, aku menganaggap Gita hanya sebagai teman atau sahabatku, karena pertemanan kita juga sudah terjalin sejak kita masih kuliah sampai akhirnya kita lulus dan sekarang punya kegiatan masing. Aku dengan pekerjaanku dan Gita dengan usaha online yang dia geluti dari saat masih kuliah. 

Jujur saja, akhir-akhir ini aku merasa hubunganku dengan Gita agak sedikit merenggang. Ia terkesan agak menghindar dan sedikit menjauh kalau aku ingin bertemu dengannya untuk sekedar curhat mengenai cewek incaranku itu. Ia selalu beralasan kalau ia sedang sibuk dan sebagai sahabat baiknya akupun jadi tidak ingin mengganggunya untuk sementara. Di Hatiku, aku jadi merasa sedih kalau hubunganku dengan Gita menjadi renggang. Bukan hanya merasa kehilangan sahabat yang baik seperti Gita. Tapi, mungkin lebih dari itu. Aku jadi merasa kalau Gita bukan hanya sekedar sahabat baikku yang selalu baik dan care denganku. Tapi, ada sesuatu yang lain yang aku sendiri tidak begitu megerti. Sebab, Gita sudah seperti salah satu orang yang spesial di kehidupanku. 

Hingga di suatu hari, aku nekat pergi ke rumahnya Gita untuk bisa bertemu dengannya. Karena, aku sudah lama tidak bertemu apalagi menghabiskan waktu bersama seperti kemarin-kemarin. Tapi, ketika aku sudah sampai di rumahnya, Gita sedang tidak ada di rumah dan hanya ada kakaknya di rumah itu. “Kak, kalo boleh tau Gita lagi dimana ya ? Soalnya aku uda lama ga ketemu sama dia” 
“Gita lagi di rumah orang tuanya sal, ud seminggu lebih dia di sono” 
“Hah, kok dia ga bilang apa-apa ke aku kak ?” 
“Ga tau ya, soalnya dia pergi juga kaya orang lagi sedih gitu. Dia juga nitipin surat buat kasih ke kamu, kakak sendiri juga ga tau isinya apa” Kata kakaknya Gita, sambil ngasih surat itu kepadaku. Aku bingung, sebenarnya apa yang terjadi dengan Gita ? Kalo emang diaa menghindar kenapa dia mesti kasih surat ini kepadaku ? Lebih baik aku baca surat ini dulu supaya aku tahu apa yang terjadi dengan Gita. 

Pada saat aku sedang membaca surat dari Gita, aku merasa terkaget karena isi dalam surat itu mengatakan isi hati Gita yang selama ini aku tidak tahu. Di Surat itu Gita mengatakan kalo dia seenarnya menyukaiku. Bahkan, dia sempat cemburu kalo aku sedang cerita mengenai teman SMA yang sedang ku sukai itu. Dia juga mengatakan, suasana hatinya saat ini tidak menentu. Dia ingin membantuku agar aku bisa senang dengan membuatku mendapatkan teman SMA yang sedang ku sukai itu. Sekarang aku mengerti tentang perasaanku senidiri, ini bukan hanya sekedar kehilangan sahabat baikku. Tapi, lebih dari itu. Aku sudah memutuskan kalo aku harus pergi menemui Gita sekali lagi dan mengungkapkan bagaimana persaanku yang sebenarnya kepada dia. 

Setelah aku sampai di rumahnya atau lebih tepatnya rumah orang tuanya, akhirnya aku bisa bertemu dengan dia lagi secara langsung. Gita kaget dan menanyakan kenapa aku bisa sampai di sini. 
“Ga penting aku tau dari mana, yang lebih penting itu ada hal yang mau aku bilang ke kamu” 
“Kamu pasti mau ngomong soal DOI kamu itu kan ?” kata Gita dengan nada jutek. 
“Bukan, aku Cuma mau bilang kamu kembali ya. Kembali jadi teman terbaik aku, jadi sahabat aku, dan juga jadi pendamping hidup aku” 
“Maksud kamu apaan ? Aku sama sekali ga ngerti” 
“Sekarang aku sadar bagaimana perasaan kamu ke aku, bukan Cuma itu aku juga sadar kalo hati aku mengaggap kamu bukan hanya sebagai sahabat aku. Tapi, lebih dari itu. Aku mau kembali jadi teman aku, jadi sahabat aku, dan juga . . . Jadi pendamping hidup aku untuk selamanya” 

Setelah mendengar ucapanku Gita menangis sambil berlari kemudian memelukku. Aku juga balas memeluknya dengan erat seakan-akan tidak ingin melepaskannya. Ya, di hari itu juga aku dengan Gita resmi merubah ststus kami dari yang hanya teman kuliah, teman curhat, sahabat baik, dan sekarang menjadi pendamping hidupku. Di tengah pelukan itu aku jadi ingat sebuah lirik “persahabatan berubah jadi cinta”. 

Memang benar apa yang orang-orang katakan kalo cinta itu datang dengan sendirinya dan dapat membuat orang terkaget. Karena cinta datang bisia dari tempat yang jauh, dekat, atau bahkan dari sekitar kita sendiri. Bisa itu tetangga, teman sekolah atau bahkan sahabat kita senidri. Seperti yang sudah ku lalui, aku mengejar cinta yang jauh yang tidak bisa ku dapatkan. Namun ternyata, cinta itu datang dari sekitarku sendiri. Ya, dari yang awalnya menjadi sahabat berubah jadi cinta. 

selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar